Gambar Sampul Seni Budaya · BAB 3 MENGGUBAH MUSIK
Seni Budaya · BAB 3 MENGGUBAH MUSIK
Sem Cornelyus Bangun, dkk

24/08/2021 12:07:34

SMA 11 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

28

Semester 1

A.

Mendengarkan Musik

Pad

a saat-saat apakah kamu dapat mendengarkan musik

dengan baik? Apakah pada saat belajar di rumah atau sewaktu

dalam perjalanan? Karya musik apakah yang paling kamu senangi?

Siapakah pencipta atau penggubahnya? Di bidang kreativitas

musik, perbedaan antara komponis dengan penggubah musik

terletak pada karya yang dihasilkan. Komponis menciptakan musik

yang baru atau asli. Dalam hal ini, komponis adalah orang yang

menuangkan gagasan, pikiran-pikiran dan konsep musik untuk

pertama kali. Penggubah adalah seorang yang menafsirkan ulang

karya musik yang sudah ada dan mewujudkannya dalam bentuk

atau gaya yang baru.

Sebelum mendalami bagaimana menggubah lagu, kita pahami

dulu dasar seseorang untuk dapat mencipta atau menggubah musik.

Setiap pencipta atau penggubah dan pemusik lainnya (termasuk

penyanyi) selalu memulai dari mendengarkan, membaca, lalu

menulis. Tidak ada musisi yang dilahirkan tanpa mendengarkan

musik terlebih dahulu. Artinya, mereka memulai dari belajar

sebelum menghasilkan karya musik.

Jika musisi memulai dari mendengarkan musik, apakah kamu

tahu perbedaan antara ‘mendengarkan’ musik dengan ‘mendengar’

musik. Mendengar musik dapat dilakukan oleh siapa saja dan

dalam keadaan apa saja. Sebagai contoh, seseorang yang sedang

membaca koran dapat saja membaca sambil mendengar musik.

Demikian juga jika kita menghadiri jamuan makan, kita dapat

makan sambil mendengar musik yang diperdengarkan melalui

pemutar musik atau pertunjukan langsung. Kegiatan mendengar

musik dalam aktivitas seperti ini tidak memerlukan perhatian yang

khusus atau konsentrasi yang tinggi.

Belajar musik secara baik adalah ketika kita meluangkan waktu

khusus untuk mendengarkan musik, baik yang sedang dimainkan

secara langsung pada acara pertunjukan musik maupun melalui

pemutar musik. Dalam kegiatan ini, perhatian pada musik lebih

utama daripada kegiatan lain. Musik bukan sebagai latar belakang

suatu aktivitas tetapi untuk dipahami. Untuk itu, ketika hendak

mendengarkan musik, maka perlu memberi perhatian secara

penuh pada musik yang sedang berlangsung. Dengan demikian

Menggubah Musik

BAB

3

29

Seni Budaya

dapat dikatakan bahwa mendengarkan musik merupakan aktivitas

memahami musik secara baik.

Pada gambar 3.1 di samping terlihat alur bunyi musik yang

sedang berlangsung dalam waktu. Ada bunyi yang telah berlalu

dari pendengaran kita. Ada bunyi yang sedang kita dengarkan. Ada

juga bunyi yang akan hadir melalui pendengar kita. Dengarkan

salah satu karya musik dan coba perhatikan proses mendengarkan

musik seperti yang dimaksud pada gambar di atas.

Pada aktivitas mendengarkan musik, perhatian selalu melekat

pada musik yang telah lewat dan menghubungkannya dengan

musik yang sedang terdengar sekaligus membayangkan bunyi musik

yang akan datang. Dengan kata lain, aktivitas mengingat bunyi

yang telah berlalu, mendengarkan bunyi yang sedang berlangsung,

dan memprediksi bunyi yang akan menghampiri pendengaran

kita adalah tindakan mendengarkan musik. Cara mendengarkan

seperti ini akan membantu pemahaman musik yang sedang

didengarkan. Perhatikan gambar berikut yang menggambarkan

proses mendengarkan musik seperti yang dimaksud. Dengan cara

mendengarkan seperti ini, bukan hanya musik secara keseluruhan

yang dipahami tetapi juga bagian-bagian musik akan semakin

terekam dalam ingatan.

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.1

Alur Bunyi

1.

Mengamati

P

ada aktivitas mendengarkan musik, perhatian selalu melekat

pada musik yang telah lewat dan menghubungkannya dengan

musik yang sedang terdengar sekaligus membayangkan bunyi

musik yang akan datang. Dengan kata lain, aktivitas mengingat

bunyi yang telah berlalu, mendengarkan bunyi yang sedang

berlangsung, dan memprediksi bunyi yang akan menghampiri

pendengaran kita adalah tindakan mendengarkan musik. Cara

mendengarkan seperti ini akan membantu pemahaman musik

yang sedang didengarkan. Dengan cara mendengarkan seperti

ini, bukan hanya musik secara keseluruhan yang dipahami tetapi

juga bagian-bagian musik akan semakin terekam dalam ingatan.

Banyak jenis musik yang dapat dipelajari. Sebagai contoh,

musik tradisional atau musik daerah di sekitar kita. Ada juga

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

30

Semester 1

musik hiburan yang dapat kita dengarkan melalui radio atau

televisi. Terdapat juga karya musik seni. Semakin banyak

mendengarkan musik dari berbagai jenis dan era akan

memperkaya rasa musikal sesorang bila dipelajari secara baik dan

benar. Apapun jenis musik yang sedang didengarkan hendaknya

dilakukan dengan penuh perhatian agar dapat menangkap

kesan-kesan musikal dari karya yang sedang diapresiasi. Kesan-

kesan yang terekam dalam diri kita akan menjadi dasar bila

akan menggubah suatu musik. Jadi, mendengarkan musik

secara baik terlebih dahulu merupakan langkah awal untuk

menggubah musik.

Selain kesan umum dari suatu karya musik, mendengarkan

musik berarti mendengarkan detail-detailnya. Apa yang kita

dengarkan atau kita tangkap sebagai kesan umum dari suatu

karya musik adalah hasil dari hubungan antar dan intra detail

yang disusun sedemikian rupa sehingga dalam mendengarkan

musik, kita sedang menghubungkan detail-detailnya. Sekarang

coba dengarkan salah satu karya musik yang kamu senangi dan

dengarkanlah dengan cara seperti diutarakan di atas.

Sebagai langkah awal, hubungkan antar unsur yang

membangun musik tersebut. Umpamanya hubungan antar

nada, ritme, atau harmoninya jika ada. Cara lain dapat juga

dilakukan dengan terlebih dahulu mendengarkan detail-detail

musik yang membuat kita terkesan dari suatu karya, kemudian

mendalami hubungan dengan bagian lain secara keseluruhan.

Mendengarkan hubungan antar bagian atau unsur pembangun

suatu karya musik secara baik merupakan hal yang dapat

menambah pemahaman kita menjadi lebih lengkap atas karya

tersebut, yang pada akhirnya kita mengapresiasi karya tersebut

dengat tepat.

2.

Men

anya

Agar dapat menerapkannya, sekarang dengarkan salah

satu karya musik. Masih ingatkah cara mendengarkan musik

yang baik. Perlukah waktu khusus untuk mendengarkan secara

penuh perhatian? Sudahkah kamu menghindari hal-hal yang

menggangu pendengaran dan perhatian selama kegiatan ini

dilakukan? Andaikan karya musik yang didengarkan adalah

musik yang digubah dengan suatu iringan, seperti lagu daerah

atau lagu populer, maka perhatikan pertanyaan-pertanyaan

berikut ini. Coba kembangkan pertanyaan selain yang disajikan

di bawah ini.

a.

Ba

gaimana gerakan melodinya, adakah motif diulang sama

atau ada perubahan-perubahan? Adakah melodi selain melodi

utama dalam iringan musiknya? Ingat-ingat kembali bagian

demi bagian melodinya.

31

Seni Budaya

b.

Bagaimana tempo, ritme, dan perpaduan dari masing-masing

r

itme baik dalam melodi maupun iringan musiknya? Ingat

saat-saat kapan ada perubahan dan bagaimana ritme disusun

sehingga terasa.

c.

Ba

gaimana rasa kualitas akor serta gerakan akornya? Apakah

akornya bergerak hanya pada akor utama (primer) saja?

Ingat pada bagian mana saja akornya bergerak atau pindah.

Selanjutnya perhatikan detail musik itu diekspresikan.

a.

Ba

gaimana musiknya diartikulasikan, apakah datar saja atau

ada tekanan (aksen) pada bagian tertentu?

b.

Ba

gaimana warna suara (

tone colour

) yang dipadukan antar

masing-masing alat musik. Misalnya gitar atau piano dengan

suling. Bila dimainkan pada register rendah apakah terkesan

berat/gelap atau ringan/terang?

c.

Ba

gaimana dinamika musik dibangun? Adakah datar saja

atau ada perubahan dinamikannya?

Coba kembangkan pertanyaan selain yang disajikan di atas sesuai dengan musik

yang didengarkan, misalnya, apakah ada perpindahan tangganada (modulasi) dan

pada tingkat berapa modulasinya?

3.

Mengeksplorasi

L

angkah-langkah di atas dapat diterapkan pada karya musik

yang berbeda tetapi masih dalam jenis (genre) yang sama atau

yang ada iringannya. Kamu dapat juga mendengarkan karya

musik yang sama tetapi dengan aransemen serta penyaji yang

berbeda. Bandingkan bagaimana keindahan musik itu disajikan

dalam beberapa cara. Untuk mendapatkan rasa musikal yang

semakin kaya, coba dengarkan karya musik dari jenis yang

berbeda.

Mendengarkan musik ada baiknya bila disertai dengan

membaca notasi musiknya. Aktivitas ini tentu tidak dapat

dilakukan bila sedang menyaksikan suatu pertunjukan musik atau

ketika mendengarkan musik dari radio dalam suatu perjalanan.

Kegiatan ini sebaiknya dilakukan di sekolah atau di rumah.

Mendengarkan sambil membaca memberi manfaat yang baik

pada kemampuan membaca notasi musik dan pemahaman

akan detail-detail musik yang sedang dipelajari.

4.

Me

ngasosiasi

Bunyi yang menarik perhatian, apabila disertai notasinya

maka dapat kita ketahui detail bunyinya serta letak dan cara

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

32

Semester 1

penulisannya. Selain itu, kita juga dapat memahami bagaimana

bunyi tersebut dipadukan dengan unsur bunyi lainnya. Hal

ini dapat disamakan bila kita mendengarkan suatu lagu yang

dihadapan kita ada naskah teater atau tulisan lirik lagu bahasa

asing. Kita dapat mengetahui cara pengucapannya dan pada

bagian mana suara diberi tekanan (aksen) atau dibawakan

secara halus (piano).

Dengan mendengarkan musik sambil membaca notasinya

dapat membantu ingatan untuk menulis musik yang hendak

digubah nantinya karena bunyi yang dibayangkan dalam pikiran

telah diketahui cara dan letak penulisannya dalam pertitur. Untuk

hal ini mulailah dengan mendengarkan satu bagian tertentu

yang dirasa mudah untuk ditangkap bunyinya. Selanjutnya

dengarkan dan baca bagian bunyi yang menarik bagi kita.

Bunyi yang kurang baik juga didengarkan dan dibaca sehingga

kelak dapat dihindari ketika hendak menggubah suatu musik.

Bahan-bahan untuk latihan mendengar sambil membaca notasi

musik sudah banyak tersedia di internet dengan format audio

yang beragam.

5.

Me

ngomunikasikan

Hasil pendengar kita dari suatu karya musik dapat disajikan

dengan menuliskan ulang hasil pendengaran tersebut pada

secarik kertas musik. Oleh karena bukan hanya kesan umum,

seperti musiknya sedih, gembira atau menyenangkan dan kesan-

kesan psikis lainnya yang disajikan, maka menyajikan hasil

pendengar yang baik adalah dengan menuliskan ulang dalam

bentuk notasi musik. Walau demikian halnya, sebagai proses

belajar, hasil pendengaran suatu karya musik dapat dipilah

penulisannya. Umpamanya, melodi, ritme atau harmoni (akor)

saja. Penulisan melodi masih dapat dipilah antara jarak nada

(interval) dengan nilai nada (ritme). Demikain halnya dengan

unsur musik lainnya. Oleh sebab itu, tulislah salah satu bagian

musik yang kamu dengar di bawah ini (dapat menggunakan

kertas lain bila dirasa kurang).

33

Seni Budaya

Kemampuan menulis hasil pendengaran dapat digunakan

sangat berguna ketika menggubah musik. Untuk bahan referensi

berikut ini disajikan beberapa hal yang berhubungan dengan

notasi dan penggubahan maupun pementasan musik.

Ada dua cara menampilkan suatu karya musik. Pertama

adalah penampilan tanpa notasi. Dalam hal ini para pemain

atau penyanyi tidak memerlukan partitur (

score

) musik saat

menampilkan karya musik. Cara pertama ini tentu tidak

memerlukan notasi karena karya yang dimainkan lebih pendek

dan kurang kompleks atau mudah diingat. Cara kedua adalah

penampilan dengan partitur. Para pemain termasuk dirigen

atau konduktor memainkan karya musik sambil membaca.

Cara kedua memerlukan notasi musik karena karya yang

dimainkan cukup panjang dan kompleks. Jika cara pertama

sering kita saksikan lewat penampilan kelompok musik band

atau keroncong; sedangkan cara kedua biasanya ditampilkan

oleh pemain orkes.

Pada bidang penciptaan musik, cara di atas dapat juga

terjadi. Apabila karya yang dihasilkan sederhana, maka tidak

selalu memerlukan partitur musik. Sebaliknya, apabila karya yang

dihasilkan panjang dan kompleks tentu memerlukan partitur.

Namun demikian, baik karya yang sederhana maupun kompleks,

apabila karya musik yang dihasilkan tidak dimainkan sendiri oleh

pencipta atau penggubahnya dan tidak mudah diingat oleh para

penyajinya, maka partitur diperlukan sebagai alat pengingat dan

komunikasi antara pencipta dengan penyaji. Dengan demikian

partitur membantu pencipta untuk menyampaikan gagasannya

dan penyaji musik dapat mempelajarinya.

Ada beberapa jenis notasi musik. Notasi musik yang umum

digunakan adalah notasi angka dan notasi balok. Notasi lainnya

adalah notasi grafik. Notasi apa pun yang digunakan tentu

berguna untuk menyampaikan pikiran, gagasan atau ide musik

antara pencipta dan penggubah musik dengan penyaji. Notasi

angka cukup memadai bila hanya menulis karya musik sederhana,

misalnya untuk vokal. Notasi angka tidak memadai untuk

menulis karya musik yang kompleks, seperti orkestra. Demikian

umpamanya, untuk menulis karya pada alat musik piano tentu

sangat menyulitkan bila menggunakan notasi angka, maka notasi

balok menjadi pilihan yang tepat.

Penulisan gagasan musik pada partitur disesuaikan dengan

format alat musik yang digunakan. Tata cara atau susunan

penulisannya dimulai dengan alat musik yang paling tinggi

suaranya ke suara yang paling rendah. Jika alat musik yang

digunakan cukup banyak, maka alat musik yang sejenis

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

34

Semester 1

dikelompokkan dengan urutan yang suara tinggi ditempatkan

paling atas. Lihat dan dengarkan beberapa contoh berikut ini.

Kita sering menjumpai penulisan partitur musik vokal untuk

sopran, alto, tenor, dan bas (SATB) dengan notasi angka. Pada

notasi balok, penulisan partitur vokal (SATB) seperti terlihat

pada Gambar 3.2 biasanya diterapkan pada susunan suara yang

intervalnya dekat (tertutup).

Selain penulisan partitur secara tertutup, notasi terbuka seperti

pada Gambar 3.3 digunakan bila antar suara intervalnya jauh dan

jangkauan suaranya (ambitus) luas. Hal ini dimaksudkan agar

secara visual masing-masing penyanyi lebih mudah membacanya.

Hal lain yang perlu diperhatikan bila menulis partitur adalah

identitas karya tersebut. Identitas ini mencakup judul karya, pencipta

dan atau penggubah. Judul karya umumnya ditulis di bagian

atas partitur pada halaman pertama. Identitas pencipta dan atau

penggubah ditulis di sebelah kanan atas. Pada bagian kiri digunakan

untuk menulis petunjuk cara memainkan karya tersebut, seperti

penulisan tanda tempo. Perhatikan contoh berikut ini.

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.2

Notasi

Tertutup

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.3

Notasi

Terbuka

35

Seni Budaya

Penulisan partitur musik untuk drum band berbeda dengan

contoh yang telah diutarakan sebelumnya. Pada penulisan dum

band (

drum corps

) khususnya perkusi yang tidak bernada (

unpitch

)

menggunakan tanda kunci khusus untuk perkus. Perhatikan contoh

berikut.

Penulisan drum corps tipe kedua pada Gambar 3.6, merupakan

gabungan dengan alat perkusi bernada lainnya, sehingga dibutuhkan

tanda kunci lain yang digunakan yaitu G atau F. Penulisan seksi

perkusi tak bernada ditulis di bagian atas sedangkan perkusi

bernada ditulis di bagian bawah partitur.

Penulisan partitur untuk musik keroncong menggunakan sistem

yang sama dengan musik ansambel lainnya hanya saja penulisan

vokal umumnya diletakkan pada paranada (staff ) paling bawah

atau dapat juga diletakkan pada paranada paling atas. Perhatikan

contoh pada Gambar 3.7.

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.4

Penulisan

identitas karya

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.5

Notasi Partitur Drum

Corps I

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

36

Semester 1

Musik populer (umumnya disingkat musik pop), salah satu jenis

musik yang sering ditampilkan di radio atau televisi memiliki gaya

penulisan yang berbeda dengan musik seni. Sebagai contoh, untuk

menulis drum set tidak sepanjang lagu ditulis lengkap. Umumnya

yang ditulis hanya pola irama atau gaya musiknya saja, seperti

bossanova atau shuffle. Demikian juga untuk alat musik piano atau

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.6

Notasi

Partitur Drum Corps II

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.7

Notasi

Partitur Keroncong

37

Seni Budaya

keyboard hanya lambang akornya yang ditulis. Hal ini dimaksudkan

agar pemain memiliki kebebasan dalam memainkannya, sehingga

hal-hal yang ditulis hanya pokok-pokoknya saja atau bagian yang

harus dimainkan secara tepat sesuai dengan yang tertulis.

Pada karya musik seni, seperti musik klasik semua bunyi

musik dan cara pengungkapannya ditulis secara lengkap. Artinya

tidak sebebas pemain musik popular menafsirkan. Oleh karena

itu, dalam menulis partitur untuk suatu karya perlu disesuaikan

dengan gaya atau jenis musiknya.

Setelah mempelajari contoh-contoh penulisan partitur musik

di atas, hal-hal yang kita dapati pada partitur adalah:

a.

Ba

gian identitas: judul, nama pencipta atau penggubah.

b.

Ba

gian musik: tanda tempo, nama instrumen, tanda kunci,

tanda birama, tanda-tanda ekspresi, dan notasi musik

berserta lirik jika ada.

c.

Pet

unjuk lain: nomor birama dan nomor halaman.

Menulis karya musik dapat dilakukan dengan tulisan tangan atau

dengan komputer. Saat ini sudah banyak program komputer yang

dapat membantu penggubah musik untuk menuangkan gagasan

musiknya. Contohnya Encore, Finale, atau Sibelius.

B.

Menggubah Musik

Se

belum mendalami konsep dan teknik menggubah musik,

ada baiknya kita pahami dulu beberapa istilah berikut. Dalam

Kamus Bahasa Indonesia, kata gubah, menggubah, sebagai kata

kerja, diartikan mengarang (cerita, lagu, dsb). Gubahan artinya

karangan; susunan lagu (Pusat Bahasa, Depdiknas, 2008: 490).

Aransemen diartikan penggubahan lagu yg disesuaikan dengan

komposisi yg dikehendaki; pengangkatan lagu atau musik dari

jenis pengungkapan tertentu ke jenis atau susunan pengungkapan

lain (Pusat Bahasa, Depdiknas, 2008: 88).

Aransemen dalam KBBI edisi ketiga diartikan: 1) penyesuaian

komposisi musik dengan nomor suara penyanyi atau instrumen lain

yang didasarkan pada sebuah komposisi yang telah ada sehingga

esensi musiknya tidak berubah; 2) usaha yang dilakukan terhadap

sebuah karya musik untuk suatu pergelaran yang pengerjaaanya

bukan sekadar perluasan teknis, tetapi juga menyangkut pencapaian

nilai artistik yang dikandungnya (Balai Bahasa, Depdiknas, 2001: 63).

Dari pengertian di atas, hal-hal penting yang berhubungan

dengan penggubahan musik adalah bahwa gubahan musik

merupakan suatu karya seseorang yang didasarkan dari ide atau

karya musik yang sudah ada dengan esensi musik yang tetap.

Selain itu, gubahan musik juga dimaksudkan untuk memberi

nilai artistik terhadap karya yang telah ada. Dengan demikian,

menggubah musik berarti memberi hal-hal baru.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

38

Semester 1

Orang yang menggubah musik disebut penggubah atau

pengaransemen, yang dalam bahasa Inggris disebut

arranger

,

biasanya disingkat

Arr

. Pengaransemen berbeda dengan pencipta.

Pencipta dalam bahasa Indonesia sering disebut komponis atau

komposer (

composer

). Komposer adalah orang yang menciptakan

suatu komposisi. Namun demikian, orang yang menciptakan suatu

lagu berupa melodi, ada kalanya disertai lirik, dalam dunia musik

disebut penulis lagu (

song writter

). Pada kalimat selanjutnya, dua

kata tersebut dipakai bergantian dengan makna yang sama.

1.

Men

gamati

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa menggubah berarti

menata musik dari yang lama menjadi baru. Baru dalam hal

ini tidak selalu secara keseluruhan tetapi dapat hanya sebagian

saja, namun harus ada yang baru sebab jika tidak maka hanya

meniru atau tepatnya menulis ulang hasil pekerjaan orang lain.

Jadi, memungkinkan bagian tertentu yang dibaharui.

Dengarkan lagu Simfoni Yang Indah berikut ini. Yang

pertama adalah yang dinyanyikan oleh Bob Tutupoli (dapat

diakses di

www.youtube.com/ watch?v=bF67duyO758

). Yang

kedua adalah yang dinyanyikan oleh Once Mekel (yang dapat

diakses di

http://www.youtube.com/watch?v= 4m91MFKKds8

).

Amati baik-baik perbedaan ataupun persamaan kedua karya

musik tersebut dengan terlebih dahulu mendengarkan keduanya

secara keseluruhan. Kemudian amati dengan cermat bagian-

bagian musik yang dikembangkan, yaitu yang berbeda dengan

lagu aslinya terutama konsep dan teknik aransemen yang

digunakan. Lalu, catat hasil pengamatan kamu pada kolom

yang tersedia di bawah ini. Jika dirasa kurang, dapat kamu

kembangkan aspek pengamatan lainnya dan gunakan lembar

yang lain bila dirasa kurang.

Lagu

Bob Tutupoli

Once Mekel

Lirik

Melodi

Ritme

Harmoni

Instrumen pengiring

Gaya musik

Teknik aransemen

...

...

39

Seni Budaya

Setelah mengamati dengan baik lagu yang dibandingkan

di atas (dapat juga membandingkan lagu lain, seperti lagu

daerah kamu, atau lagu nusantara lainnya), lanjutkan dengan

mendalami teknik yang digunakan dalam karya gubahan

tersebut. Bila mengamati lagu lain, sebaiknya ada satu lagu

yang asli (pertama kali dipublikasikan) dan lainnya adalah hasil

gubahan (aransemen).

2.

Men

anya

Bila telah mencatat hasil pengamatan suatu karya

gubahan, maka bagian-bagian apa saja yang dapat diolah atau

dikembangkan pada karya gubahan tersebut? Apakah semua

unsur dasar musik yang mencakup pengembangan unsur melodi,

ritme, dan harmoni? Atau hanya sebagian saja?

Pengembangan melodi dapat berupa penataan ulang melodi

pokok. Hal ini disebut variasi melodi (

melodic variation

).

Contohnya adalah, ketika seorang penyanyi memberikan nada-

nada tambahan pada akhir kalimat musik. Contoh lengkap

akan disajikan kemudian.

Pengembangan melodi lainnya adalah dengan menambahkan

melodi di luar melodi pokok. Pengembangan ini dapat berupa

penambahan melodi pendek di tempat-tempat yang dianggap

kosong atau sepi (

dead spot

). Teknik ini disebut

filler

, yaitu isian

yang dapat dimainkan secara langsung saat memainkan musik

(

fill-in

) atau telah ditulis sebelumnya (

melodic filler

).

Ada kalanya suatu musik yang hendak diaransemen perlu

diberi sentuhan yang mendukung gerakan akor. Pada umumnya

suatu lagu memiliki suatu puncak atau klimaks. Sewaktu menuju

ke puncak lagu tersebut dapat diberikan suatu gerakan nada

yang diambil dari unsur nada akor yang arahnya berlawanan

dengan gerakan melodi utama (

counter melody

). Pengembangan

melodi lainnya di luar melodi utama adalah obligato. Obligato

adalah melodi kedua yang berfungsi mendukung melodi utama.

3.

Me

ngeksplorasi

Untuk mendalami hal-hal di atas, perhatikan langkah-

langkah yang umum digunakan dalam menggubah suatu karya

musik. Langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a.

Pi

lih lagu yang akan digubah. Mulai dari lagu yang sudah

dikenal.

b.

Te

ntukan tujuan. Suatu musik yang akan digubah dapat

diperuntukan pada acara tertentu atau kepada kelompok

pendengar tertentu sehingga aransemennya juga perlu

disesuaikan. Misalnya untuk hiburan atau untuk upacara

peringatan hari kemerdekaan negara kita.

c.

Ten

tukan formatnya. Aransemen dapat dibuat untuk vocal,

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

40

Semester 1

atau instrumental, atau gabungan. Untuk aransemen vocal,

lagu yang sama dapat diperuntukkan untuk vocal group

atau paduan suara jenis a capella. Untuk instrumental dapat

dipilih format seperti

combo band

atau

band orchestra

.

d.

Bu

at sketsa. Sebelum menulis partitur lagu secara lengkap

ada baiknya untuk membuat garis besarnya terlebih dahulu.

Umpamanya pada bagian mana suatu jenis alat musik

berbunyi atau di bagian mana musik harus diulang.

e.

Tu

lis partiturnya secara lengkap.

f.

Co

ba mainkan. Setelah menulis partiturnya, maka cobalah

mainkan hasil aransemen tersebut sebelum ditampilkan di

depan umum.

g.

Re

visi. Perbaiki hal-hal yang dirasa perlu untuk

kesempurnaan. Teliti ulang notasi dan tanda-tanda yang

diperlukan agar pemain dapat dengan mudah membaca

dan memainkanya.

Setelah memahami hal-hal di atas, ambil lagu yang telah

dipilih dan mulailah untuk membuat aransemennya. Contoh

latihan pertama adalah Indonesia Pusaka untuk vokal dan

latihan berikut adalah lagu Sajojo dari daerah Papua. Indonesia

pusaka yang ditulis oleh Ismail Marzuki merupakan lagu wajib

dan lagu Sajojo ini suatu lagu yang sudah umum digunakan

sebagai lagu pengiring tarian.

Menggubah musik vokal

a.

Tu

lis lengkap melodinya dan dalami detailnya serta

maknanya.

b.

Ber

ikan akor pada ketukan berat (aksen) atau per birama.

Lihat contoh pada birama 1, 3, dan 4 aransemen lagu

Indonesia Pusaka.

c.

Ta

mbahkan suara lain sebagai suara kedua dengan jarak 3

(tertz) atau 6 (sext) jika dibalik. Perhatikan jangkauan suara

(ambitus) penyanyi wanita: Sopran, Alto dan pria: Tenor,

Bas sebagai berikut:

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.8

Notasi vokal

(SATB)

41

Seni Budaya

d.

Atau, gunakan unsur nada triad pada masing-masing nada,

s

ehingga menghasilkan 3 suara.

4.

Me

ngasosiasi

Perhatikan contoh lagu Indonesia Pusaka yang diaransemen

dengan jarak nada 6 sebagai patokan secara keseluruhan antara

suara Sopran dan Tenor. Artinya jarak (interval) antara suara

yang satu dengan lainnya adalah 6. Namun kedua suara disusun

berdasarkan rasa atau gerakan akor yang telah dirancang

sebelumnya.

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.9

Duet vokal Sopran dan Tenor

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

42

Semester 1

Menggubah musik merupakan aktivitas yang menyenangkan

karena kita dapat mengkreasikan bunyi musik yang kita inginkan.

Menggubah melalui alat musik, seperti gitar atau piano, lebih

leluasa dibandingkan dengan vokal. Musik vokal memiliki

keterbatasan jangkauan suara (ambitus). Jangkauan suara piano

ada yang mencapai lebih 7 oktaf dan dapat dimainkan lebih

dari satu nada (akor) sehingga lebih leluasa untuk menuangkan

gagasan musik yang diinginkan.

Menggubah musik, seperti telah dinyatakan sebelumnya,

dapat dibuat menjadi baru seluruhnya atau hanya sebagian

saja yang ditata ulang. Misalnya, akor lama diganti dengan

akor baru atau pola irama lama dipertahankan tetapi bagian

melodinya diaransemen kembali. Demikian halnya bila suatu

melodi lagu asli dibawakan oleh vokal, kemudian pada aransemen

baru dimainkan oleh suatu instrumen musik. Hal ini dapat

diaosiasikan dalam seni rupa sebagai perubahan warna. Kapan

suatu aransemen musik dibuat menjadi baru seluruhnya atau

hanya sebagian saja sangat tergantung dari tujuan penggubahan

musik dan pertimbangan rasa keindahan bunyi yang ingin

diungkapkan.

Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penggubah

dalam mewujudkan karya musiknya. Setiap penggubah tentu

mempunyai gaya dan kebiasaan sendiri dalam mengaransemen

musik, namun langkah-langkah berikut ini merupakan gambaran

umum tahapan penggubahan musik.

a.

Pe

lajari (hayati) lagu yang akan diaransemen terlebih dahulu.

b.

Im

ajinasikan lagu tersebut akan diaransemen menjadi

musik seperti apa, misalnya akan diaransemen dengan

gaya keroncong, pop, R&B, mars atau himne.

c.

Pen

entuan format dan instrumen musik yang akan digunakan,

misalnya solo dengan iringan piano atau permainan bersama,

seperti combo band, anasambel, atau band orksetra.

d.

Ji

ka aransemen yang akan dibuat menggunakan rhythm style

berupa pola irama tertentu, maka dibuat terlebih dahulu

rhythm section (iringannya) beserta akornya. Pada combo

band, rhythm section dimainkan oleh gitar, piano/kibor, bas,

dan drum serta, jika diperlukan, dapat ditambahkan beberapa

alat pukul (perkusi) Latin, seperti conga. Pada bagian ini,

akor yang digunakan sudah disusun sesuai dengan melodi

lagu yang diaransemen.

e.

Kem

udian, bagian melodi perlu dikembangkan untuk

memperkaya aransemen yang akan dibuat.

f.

Se

lama menggubah musik, evaluasi terus dilakukan untuk

menjaga agar gambaran (konsep) musikal yang telah

dirancang di awal dapat diwujudkan dengan baik.

43

Seni Budaya

Adapun bagian-bagian yang dikembangkan dalam aransemen

dapat mencakup melodi, harmoni (akor), dan irama. Coba

dengarkan beberapa karya musik, misalnya lagu popular atau

keroncong, ketiga unsur tersebut yang dikembangkan oleh

penggubahnya.

Sebelum mengembangkan bagian melodi, penataan akor

dan irama musik yang akan diaransemen dapat dibuat terlebih

dahulu. Misalnya, bila akan mengransemen dalam gaya musik

popular, maka akor-akor pokok (primer: I, IV, V) dapat menjadi

dasar pembuatannya. Penggunaan akor sekunder digunakan

bila diperlukan.

Irama pengiring lagu yang akan diaransemen dapat dipilih

salah satu pola irama yang sudah ada, seperti bossanova, reggae,

rock, atau keroncong. Beberapa irama musik daerah kita dapat

diadaptasi atau dijadikan dasar untuk pengembangan irama

pengiring. Irama tersebut disesuaikan dengan alat musik yang

tersedia.

5.

Me

ngomunikasikan

Kamu sudah mendalami beberapa konsep dan teknik

mengembangkan suatu karya musik. Untuk kegiatan selanjutnya,

aransmenlah salah satu karya musik. Buatlah itu dalam format

vocal dan atau instrument musik. Kemudian sajikanlah itu dalam

bentuk partitur musik. Perhatikan setiap detail musiknya apakah

sudah sesuai dengan rasa musik yang dikehendaki dengan

teknik penulisan yang sesuai. Sajikan itu didepan kelas, dan bila

mungkin mainkanlah itu dengan komputer yang ada program

pemutar musiknya. Berikut ini akan kita pelajari pengembangan

melodi sebagai salah satu bagian dalam aransemen musik.

Pengembangan melodi terdiri dari dua jenis, yaitu pengembangan

melodi asli atau melodi utama dan pengembangan melodi di luar

melodi utama. Pengembangan melodi utama dapat dilakukan

dengan variasi. Pengembangan melodi di luar melodi utama

dapat dilakukan dengan menambahkan melodi pendek sebagai

pengisi kekosongan (

filler

) dan

obligato

yang berfungsi sebagai

melodi kedua.

Variasi melodi dapat dibuat apabila melodi utama dirasa

kurang sesuai dengan aransemen yang direncanakan. Variasi

dapat berupa variasi ritme melodi utama dan variasi nada. Pada

variasi ritme, kita dapat melakukannya dengan mendahului

(antisipasi) ritme yang seharusnya atau menundanya. Perhatikan

contoh berikut.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

44

Semester 1

Potongan lagu “Bendera” band Coklat di atas, nada

pertamanya jatuh pada ketukan pertama (kuat) dengan nada

“d”. Pada variasi iramanya nada-nada tidak diganti tetapi hanya

merubah ritmennya. Pada contoh ini, nada pertama dibunyikan

pada ketukan naik (up beat) hitungan keempat. Oleh karena itu

terjadi perubahan dan pergeseran nilai nada selanjutnya. Untuk

dapat merasakan perbedaanya, coba nyanyikan kedua potongan

melodi tersebut. Apabila terlalu tinggi, maka tangganadanya

dapat disesuaikan dengan jangkauan suara masing-masing.

Variasi melodi utama lainnya adalah variasi nada. Hal

ini dapat dilakukan dengan menambahkan atau mengurangi

nada-nada asli. Namun demikian, perlu kehati-hatian agar hasil

variasi dibuat tidak menghilangkan rasa melodi asli. Teknik yang

biasa digunakan untuk variasi nada adalah dengan menyisipkan

unsur-unsur nada akor dan atau nada non harmonis pada

melodi asli. Perhatikan contoh berikut.

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.10

Variasi ritme

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.11

Variasi nada

45

Seni Budaya

Pada birama 4 ketukan dua (up beat) dari potongan melodi

lagu “Sajojo” di atas, terdapat penambahan nada non harmonis

di antara dua buah nada ‘g’. Pada birama 6 ketukan empat

ditambahkan nada ‘f ’ yang diambil dari unsur nada akornya

(lihat paranada gitar). Coba nyanyikan kedua potongan melodi

tersebut agar dapat merasakan perbedaanya. Apabila terlalu

tinggi, maka tangganadanya dapat disesuaikan dengan jangkauan

suara masing-masing. Apakah hasil variasi melodinya masih

sesuai dengan iringan gitar?. Coba buat variasi nada pada lagu

yang berbeda.

Setelah memahami dan berlatih cara membuat variasi melodi

di atas, coba gabungkan variasi ritme dan variasi nada pada

salah satu melodi. Nyanyikan dan rasakan hasilnya. Apabila

belum sesuai, coba ulangi hingga variasinya sesuai dengan

yang diinginkan.

Selanjutnya pelajari cara mengembangkan melodi di luar

melodi utama. Di sini akan dipaparkan cara membuat

filler

dan obligato.

Filler

, sebagai pengisi kekosongan dapat dibuat

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a.

Pe

lajari terlebih dahulu melodi utama dan tandai tempat

yang terasa kosong atau sepi. Umumnya melodi merupakan

gabungan antara bagian melodi yang bergerak (pendek-

pendek) dan nada panjang atau istirahat. Di daerah nada

panjang atau istirahat itulah dapat kita anggap kosong (

dead

spot

). Pada bagian yang terasa sepi (

dead spot

) itulah nantinya

yang diberi isian (

filler

).

b.

Se

belum memberi

filler

tentukan terlebih dahulu akor

melodinya. Akor dapat diberikan pada ketukan yang dianggap

kuat (aksen) atau per birama sesuai dengan rasa melodinya.

c.

Se

telah mengetahui letak daerah yang dianggap kosong,

berikan isian yang selaras dengan gerakan melodi dan akor.

Untuk latihan, buatlah sebanyak mungkin

filler

, lalu pilih

filler

terbaik sebagai isian. Tentukan instrumen musik yang

membawa

filler

tersebut.

Perhatikan beberapa contoh berikut ini. Dengarkan terlebih

dahulu lagu “Heal the World” oleh Michael Jackson. Pada

bagian akhir lagu ini tepatnya pada kata-kata

“You and for

Me”

terdapat nada panjang (

dead spot

) pada kata ‘Me’ selama

2 ketuk. Motif ini dinyanyikan secara berulang-ulang oleh

penyayi latar (

backing vocal

). Menjelang nada panjang tersebut

disusul oleh vokal Michael Jackson dengan lirik

“Make A Better

Place”

sebagai isian (

filler

). Ini dinyanyikan sebanyak tiga kali

dan dilanjutkan dengan kata-kata

“Heal the world we live in,

save it for our children”

.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

46

Semester 1

Melodi utama aransemen tersebut diambil alih oleh penyanyi

latar, sementara penyanyi utama (Michael Jackson) menyanyikan

isiannya (

filler

). Jadi, selain dapat dimainkan oleh alat musik,

filler juga dapat dibawakan oleh penyanyi (

vocal

) seperti pada

notasi berikut ini.

Sekarang kita akan mencoba membuat

filler

pada alat musik.

Contoh berikut adalah bagian awal dari lagu “Indonesia Pusaka”

karya Ismail Marzuki.

Filler

yang dibuat pertama bersifat ritmis

(

rhythmic filler

) dan kedua bersifat melodis. Cara membuat

kedua jenis

filler

tersebut sama. Perbedaanya adalah pada

karakter

filler

yang dihasilkan, yaitu satu besifat melodis dan

lainnya bersifat ritmis. Pada

filler

ritmis dapat dipilih alat musik

yang bernada (

pitch

), seperti gitar, flute, dan xylophone, atau

perkusi tak bernada (

unpitch

), seperti wood block dan conga.

Untuk membuat

filler

pada potongan lagu “Indonesia Pusaka”

tersebut, pertama akor melodi ditentukan terlebih dahulu (lihat

lambang akor gitar di atas melodi utama). Selanjutnya, cari di

bagian mana terdapat melodi yang terasa sepi/kosong (lihat

birama 2 dan 4). Tempat sepi (

dead spot

) terdapat setelah ada

melodi yang bergerak (lihat birama 1 dan 3). Langkah selanjutnya

adalah membuat

filler

pada tempat sepi tadi (birama 2 dan

4) seperti pada paranada 2 dan 3. Contoh

filler

yang dibuat

pada paranada 2 dan 3 tidak dimaksudkan untuk dimainkan

bersama-sama tetapi satu demi satu. Setelah membuat beberapa

contoh

filler

, maka pilih salah satu yang dianggap paling baik.

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.12

Isian vokal

47

Seni Budaya

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.13

Isian melodis

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.14

Isian ritmis

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

48

Semester 1

Berdasarkan penjelasan dan contoh-contoh di atas, maka

filler

dapat dibuat pada tempat atau bagian yang terasa sepi.

Filler

ada yang bersifat ritmis dan melodis.

Filler

juga dapat

dibuat untuk alat musik bernada maupun tak bernada. Membuat

filler

sebaiknya disesuaikan dengan karakter musik yang akan

diaransemen. Untuk itu, pelajari karakteristik umum suatu

filler

pada berbagai jenis musik, seperti

filler

untuk musik

keroncong yang umumnya dimainkan oleh flute atau biola

berbeda karakternya dengan musik country.

Latihan:

1.

Setelah melihat contoh

filler

di a

tas, coba buat

filler

pada lanjutan melodi lagu

Indonesia Pusaka tersebut. Buatlah sesuai dengan rasa musikal Anda. Buat

beberapa

filler

, baik yang ritmis maupun melodis sehingga dapat membandingkan

dan memilih yang terbaik.

2.

Bu

at juga

filler

pada lagu dan jenis musik yang lain.

Salah satu jenis pengembangan melodi selain

filler

adalah

obligato

. Obligato merupakan melodi kedua yang berfungsi

mendukung melodi utama. Obligato umumnya ditulis atau

dimainkan lebih tinggi dari melodi utama. Pedoman yang

digunakan sebagai dasar pembuatan obligato adalah gerakan

melodi utama. Artinya, melodi obligato harus sesuai dengan

akor melodi utama. Gerakannya dapat dibuat bebas atau bersifat

meniru serta menjawab melodi utama. Ada kalanya melodi

obligato dibuat seperti filler dengan beberapa penambahan.

Sebagai contoh, coba dengarkan lagu “We are the Champion”

yang dibawakan oleh kelompok Queen. Pada bagian B (chorus)

di akhir lagu yang dinyanyikan dua kali (lihat lirik di bawah),

kita mendengarkan melodi obligato yang dibawakan oleh gitar

elektrik (

lead guitar

). Melodi tersebut seperti menjawab melodi

utama dan kadang mengiringinya sekaligus mendorong melodi

utama menuju klimaks lagu.

We are the champions - my friends

And we’ll keep on fighting

Till the end

We are the champions

We are the champions

No time for losers

‘Cause we are the champions of the World

49

Seni Budaya

Contoh berikut adalah obligato pada lagu Indoensia Pusaka.

Awal melodi obligatonya dibuat seolah meniru melodi utama

sejenak (birama 2) lalu, dikembangkan sesuai dengan arah

melodi utama (birama 3 - 4). Obligato tersebut disesuaikan

juga dengan rasa akornya.

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.15

Contoh Obligato pada lagu Indonesia Pusaka

Sebagai pembanding, perhatikan

filler

pada lagu “Sajojo”

dari daerah Papua. Lagu ini diaransemen dengan pola irama

reggae oleh kelompok Black Barothers maupun yang dinyanyikan

oleh Melky Goeslaw. Pada contoh berikut telah dibuat

filler

dan obligatonya. Coba baca notasinya sambil memainkan atau

menyanyikannya dan rasakan mana yang sesuai cara pembuatan

filler

yang telah dijabarkan sebelumnya. Apabila ada yang kurang

sesuai, buatlah

filler

yang lebih baik.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

50

Semester 1

51

Seni Budaya

Sumber: Suwarta Zebua

Gambar 3.16

Filler dan Obligato

Selain

filler

, perhatikan juga obligato yang telah ditulis pada

paranada terakhir. Dari contoh tersebut, dapat dikatakan bahwa

obligato merupakan melodi kedua yang mendukung melodi

utama. Namun demikian, bukan seperti melodi kedua pada

lagu Indonesia Pusaka, yang disusun dari hasil mengharmonisasi

melodi utama. Melodi obligato dapat dikembangkan dari

peniruan (imitasi) atau jawaban atas melodi utama yang

disesuaikan dengan perubahan gerakan akor.

C.

Penyajian Musik

Set

elah berlatih menggubah salah satu lagu, sekarang aransemen

tersebut dapat dilatih untuk dipentaskan. Pementasan musik

memerlukan persiapan. Salah satunya adalah latihan. Keberhasilan

penyajian karya musik sebagian besar ditentukan oleh persiapan

yang dilakukan. Kita akan mendalami hal ini.

1.

La

tihan Musik

Barangkali kamu pernah menyaksikan pertunjukan musik

yang sangat baik. Pembawaan musiknya sangat baik. Penampilan

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

52

Semester 1

pemusiknya juga sangat menarik. Semuanya sempurna. Penyajian

musik yang demikian dapat terjadi karena persiapan yang baik.

Persipan itu menyangkut latihan musik. Latihan adalah salah

satu hal yang mendasar untuk penyajian musik yang baik. Oleh

karena itu, sebelum berlatih musik, ada baiknya mengetahui

terlebih dahulu hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

latihan musik.

Tujuan latihan musik adalah penguasaan materi yang akan

dipentaskan. Tujuan itu dapat tercapai apabila latihan yang

dilakukan berlangsung dengan baik. Latihan yang baik tercapai

bila dilaksanakan secara efektif. Efektif berarti melakukan

latihan atau cara berlatih dengan benar (

do the right thing

)

bukan hanya melakukan sesuatu dengan benar (

do the thing

right

). Misalnya, untuk berlatih menyanyikan sebuah lagu tidak

langsung menyanyikan lagu tersebut tetapi perlu melakukan

pemanasan (

warming up

) terlebih dahulu. Kemudian, melatih

bagian-bagian yang dianggap sulit baru menyanyikan secara

keseluruhan. Selama latihan berlangsung, waktu yang tersedia

perlu juga dimanfaatkan secara efisien.

Berlatih musik perlu persiapan. Pada latihan bersama,

misalnya latihan paduan suara, band, atau orkestra, persiapannya

lebih kompleks bila dibandingkan dengan latihan individu.

Karena latihan bersama melibatkan banyak orang, maka

menyatukan semuanya dalam satu tujuan memerlukan persiapan.

Adapun hal-hal pokok yang perlu dipersiapkan sebelum latihan

adalah:

a.

Jad

wal latihan.

b.

Ma

teri latihan.

c.

Pera

latan yang diperlukan.

Jadwal latihan termasuk tempat latihan ditentukan sebelum

latihan dimulai. Semua pemusik perlu dipastikan bahwa telah

mengetahui dan menyetujui jadwal latihan. Sebelum latihan

yang terjadwal dimulai, tempat latihan sebaiknya disiapkan

agar latihan dapat berjalan dengan lancar.

Materi latihan dijadwalkan juga terutama bila karya musik

yang akan dipentaskan banyak jumlahnya. Materi latihan yang

menggunakan partitur (

music score

) dibagikan kepada pemusik

sebelum jadwal latihan dimulai agar pemusik dapat berlatih

secara individu terlebih dahulu.

Peralatan yang diperlukan pada latihan dapat berupa

peralatan musik maupun peralatan pendukung. Peralatan musik

yang disiapkan oleh pemusik adalah alat musik pribadi termasuk

alat tulis (pensil) guna mencatat hal-hal yang diperlukan selama

latihan. Peralatan musik yang besar, umpamanya piano atau

53

Seni Budaya

timpani disiapkan di tempat latihan. Peralatan pendukung

lainnya, seperti standar partitur (

music stand

) atau

sound system

disiapkan juga sebelum latihan.

Setelah hal-hal pokok di atas dipersiapkan, selanjutnya

adalah pelaksanaan latihan. Pada tahap inilah materi musik

dilatih. Proses latihan diupayakan agar dapat berlangsung dengan

baik. Untuk itu, kehadiran seluruh pemusik setiap latihan

berlangsung dengan tepat waktu akan membantu tercapainya

latihan yang efektif.

Tentang ketepatan waktu ini sebaiknya dipahami bukan

seperti pemahaman pada umumnya. Hadir tepat pada waktu

latihan musik maksudnya datang lebih awal. Sebelum latihan

bersama, setiap pemusik perlu mempersiapkan peralatannya

juga latihan pemasan. Kegiatan itu tentu memerlukan waktu.

Apabila hal itu dilakukan pada jadwal latihan bersama, maka

akan mengurangi waktu latihan bersama. Ungkapan yang sering

dikatakan tentang ketepatan waktu latihan adalah sebagai berikut.

DATANG AWAL BERARTI TEPAT WAKTU

DATANG TEPAT WAKTU BERARTI TERLAMBAT

Proses latihan dapat dimulai dengan melatih suatu karya

musik secara bersama-sama. Tahap awal latihan ini difokuskan

pada pengenalan akan nada-nada suatu karya musik dan

mungkin belum dalam tempo yang sebenarnya. Kemudian

diulangi lagi tetapi sudah pada tempo yang sebenarnya tetapi

belum menyertakan interpretasi yang benar. Tahap akhir

adalah mencoba memainkannya pada tempo dan ekspresi

yang diharapkan.

Sumber: musicmunch.com

Gambar 3.17

Latihan

Seksional

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

54

Semester 1

Adakalanya latihan suatu karya musik tidak berjalan lancar

karena pemain tidak dapat membawakannya secara benar. Untuk

mengatasi hal ini diperlukan latihan seksional, yaitu latihan

khusus untuk sejenis/sekelompok alat musik. Paduan suara,

umpamanya, latihan seksional dilakukan oleh sopran saja bila

sopran yang mengalami kendala, sementara yang lain istirahat.

Hal yang sama dapat dilakukan seksi gesek atau tiup pada orkes

bila seksi tersebut yang kesulitan memainkan bagian tertentu,

seperti ditunjukkan pada Gambar 3.17.

Kadang melalui latihan seksional masih ada salah satu

pemain yang benar-benar merasa kesulitan. Oleh karena sifatnya

individual, maka latihan secara perorangan perlu dilakukan di

luar tempat latihan bersama. Latihan individual ini sebaiknya

diterima sebagai bagian dari kebersamaan untuk menyajikan

musik dengan baik, bukan sebagai hukuman.

Latihan individual tidak saja diwajibkan bagi yang mengalami

kendala tetapi masing-masing pemusik perlu melakukan latihan

individual sesuai dengan alat musiknya, seperti Gambar 3.18.

Bagian musik yang terasa sulit dilatih mulai dari tempo lambat

terlebih dahulu kemudian makin lama ditingkatkan hingga

mencapai tempo yang sesungguhnya.

Sering kali latihan musik tidak berjalan dengan lancar oleh

karena adanya kendala yang berasal dari pemain. Hendaknya

selama latihan hal-hal berikut dihindari agar waktu dapat

digunakan secara efisien.

2.

Men

anya

Sewaktu kamu berlatih musik selama ini, apakah kamu

telah melakukan hal-hal berikut ini?

a.

Hin

dari ngobrol selama latihan. Berbicaralah hanya kalau

diminta oleh pelatih.

Sumber: www.npr.org/music/

Gambar 3.18

Latihan Individual

55

Seni Budaya

b.

Jangan berlatih pada waktu istirahat. Waktu istirahat

di

sediakan agar tubuh dapat rileks sejenak sehingga latihan

berikutnya berjalan dengan baik.

c.

Se

lama berlatih hindari melakukan aktivitas lain. Alat

komunikasi (

handphone

) dihindari pemakaiannya selama

latihan.

3.

Me

ngeksplorasi

Untuk keberhasilan latihan lakukan hal-hal berikut:

a.

Men

catat setiap ada petunjuk cara memainkan musik.

b.

Men

jaga produksi bunyi alat musik agar selalu dapat

menghasilkan bunyi yang selaras dengan pemain lain.

Jika terlalu keras maka turunkan intensitasnya. Demikian

sebaliknya, jika terlalu lemah maka tingkatkan intensitasnya.

Bermainlah sesuai dengan tempo yang ditentukan.

c.

Ber

latihlah secara individual di luar jadwal latihan bersama

agar bagian musik yang menjadi tanggungjawab individu

dapat dimainkan dengan baik.

4.

Me

ngasosiasi

Setelah latihan biasa yang telah dijadwalkan, umumnya

diadakan latihan akhir menjelang pementasan. Latihan ini

dapat berupa gladi kotor, yaitu berupa latihan seluruh materi

pementasan tetapi belum menggunakan perlengkapan pentas.

Pada latihan gladi bersih (

general rehearsal

) seluruh rangkaian

acara dan perlengkapan pendukung pementasan musik, seperti

sound system

sudah digunakan. Pola latihan ini dilakukan

juga untuk persiapan pertunjukan teater maupun tari.

General

rehearsal

ibarat pementasan yang sesungguhnya hanya saja

belum ada penontonnya.

Melalui latihan yang telah dan atau sedang kamu lakukan,

analisis kembali prosesnya. Proses latihan mana yang berlangsung

sesuai dengan rencana, baik yang berhubungan dengan rencana

karya musik yang akan dipentaskan maupun manajemen

latihan. Evaluasi kembali karya musik mana yang sesuai dengan

kemampuan pemusik dan tujuan pementasan. Evaluasi juga

kelemahan dan kebaikan latihan-latihan yang telah dilakukan.

Lalu, tentukan karya yang dapat dimainkan serta proses latihan

yang efektif.

5.

Me

ngomunikasikan Musik

Setelah kamu mencoba berlatih dan mengenal prinsip-

prinsip dasar berlatih musik, komunikasikanlah hasil latihan

kamu tersebut di depan kelas. Penyajian ini dapat didukung

oleh sebagian teman-teman kamu dan sebagian lagi sebagai

penonton. Setelah penyajian tersebut mintalah pendapat teman-

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

56

Semester 1

teman dan guru kamu tentang konsep musiknya dan bentuk

penyajian yang kamu lakukan.

Sebagai bahan rujukan kamu dapat mendalami hal-

hal berikut ini. Pementasan musik dapat dilakukan khusus

untuk acara pergelaran atau konser musik, namun dapat juga

dilakukan untuk mengisi acara tertentu, bahkan dapat juga

dalam kaitannya untuk mengikuti festival. Apapun jenis acara

yang diikuti, pergelaran musik hendaknya dilakukan dengan

baik. Keberhasilan pementasan suatu musik, selain ditentukan

oleh proses latihan yang baik perlu didukung pula oleh aspek

lainnya.

Acara yang dikhususkan untuk pergelaran musik memerlukan

bantuan orang lain karena pemusik bertanggungawab pada

karya musik yang akan disajikan. Untuk itu panitia pementasan

perlu dibentuk. Tugas utama panita adalah membantu pemusik

(termasuk penyanyi) agar dapat menyajikan musik dengan baik

dan pendengar dapat menyaksikan pementasan musik dengan

baik pula. Oleh karena itu, panitia penyelenggara menyiapkan

hal-hal pokok berikut ini yaitu:

a.

Tem

pat pementasan, jika diperlukan ijin penyelenggaraan

pementasan.

b.

Per

lengkapan panggung, seperti

sound system

,

ligthing

, dll.

c.

Men

jaga agar penonton (apresiator) dapat mendengarkan

musik dengan baik.

d.

Men

jaga agar perlengkapan pementasan berfungsi dengan

baik selama acara berlangsung.

Tujuan pementasan musik agar karya musik dapat dinikmati

oleh pendengar (apresiator). Untuk mencapai hal itu, selama

pementasan berlangsung, pemusik menjaga diri agar tetap

dalam kondisi baik. Berikut ini adalah hal-hal penting yang

diperhatikan oleh pemusik:

a.

Da

tang sesuai dengan waktu yang ditentukan. Umumnya

pemusik diminta hadir beberapa jam sebelum acara

pementasan berlangsung. Kehadiran tepat waktu akan

membantu konsentrasi pemusik pada penyajian musik

karena memiki waktu persipan yang cukup.

b.

Mem

bawa alat musik yang menjadi tanggung jawab masing-

masing pemain.

c.

Mem

bawa partitur masing-masing, jika diperlukan.

d.

Men

gikuti petunjuk yang diberikan sebelum pentas. Misalnya,

cara masuk dan ke luar panggung, kostum yang dipakai

untuk pentas, dll.

e.

Mem

ainkan musik selama pentas berlangsung sesuai dengan

bagiannya sambil menjaga kekompakkan dengan pemusik

lainnya.

57

Seni Budaya

Dengan persiapan yang baik, musik yang akan dipentaskan

diharapkan dapat berlangsung dengan baik dan memberi

kepuasan bagi pemusiknya serta penonton. Sebaliknya, persipan

pementasan yang kurang baik akan membuat kecewa semua

pihak yang terlibat. Oleh karena itu, pemusik perlu disiplin,

tanggung jawab, dan kerjasama yang baik selama proses latihan

hingga pementasan usai.

D.

Uji Kompetensi

1.

Si

kap

Uraikan pendapatmu terhadap pertanyaan berikut:

a.

Ba

gaimanakah gerakan (alur) melodi musik yang kamu

dengarkan (datar, naik atau turun)? Tunjukkan pada bagian

mana hal itu terjadi?

b.

Ak

or apa saja yang digunakan dalam musik yang kamu

dengarkan dan yang kamu gubah? Apakah hanya akor utama

(primer) saja atau menggunakan akor kedua (sekunder)?

Tunjukkan pada bagian mana hal itu terjadi?

c.

Ba

gaimanakah nilai nada (ritme) musik yang kamu dengarkan

atau yang kamu gubah? Apakah sesuai dengan tema dan

gaya musiknya?

d.

Ap

akah musik yang kamu dengarkan, gubah, atau pentaskan

memiliki gaya yang sama dengan musik daerah kamu?

2.

Ke

terampilan

Kamu sudah mengetahui dan memahami cara menggubah

musik,

a.

As

pek apa saja yang telah kamu kembangkan (nada, ritme,

harmoni, timbre) dalam karya gubahan musik yang kamu buat?

b.

Te

knik apa saja (variasi, filler, obligato) yang kamu gunakan

dalam karya gubahan tersebut?

c.

Ba

gaimana cara menerapkan teknik yang kamu gunakan

pada bagian musik yang digubah?

Kamu telah berlatih pementasan musik,

a.

Pad

a bagian mana kamu masih merasa kesulitan dalam

latihan pementasan musik tersebut? dan, apa upaya kamu

mengatasinya?

b.

Aps

ek apa saja dari pementasan secara keseluruhan yang

dinilai kurang sesuai dengan rencana pementasan? dan,

bagaimana mengatasinya?

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

58

Semester 1

3.

Pengetahuan

a.

Ura

ikan dengan ringkas aspek apa saja yang dapat

dikembangkan dalam musik berdasarkan pengalaman kamu

menggubah suatu karya?

b.

Ur

aikan dengan ringkas aspek apa saja yang perlu diperhatikan

dalam pementasan musik?

4.

Pe

nilaian Diri

a.

Ap

akah kamu sudah dapat mendengarkan dengan tepat unsur-

unsur dasar musik (seperti: interval nada, ritme, harmoni,

dan warna nada (timbre) dengan baik? Jika belum, bagian

apa saja yang masih kamu rasakan sulit?

b.

Ap

akah kamu sudah mampu menulis musik yang hendak

kamu ekspresikan? Jika belum, hal apa saja yang masih kamu

rasakan sulit?

c.

Ap

akah kamu merasa puas dengan hasil karya gubahan musik

yang kamu buat? Jika ya, tuliskan alasannya. Jika tidak puas,

jelaskan pula alasannya.

d.

Gu

bahan (aransemen) musik yang kamu buat termasuk

sebagai musik daerah, pop, atau jenis (genre) musik apa?

Rangkuman

Mendengarkan musik merupakan langkah awal kegiatan apresiasi, kreasi, maupun

rekreasi musik. Mendengarkan musik berarti menimba pengalaman akan keindahan

bunyi. Melalui mendengarkan, kita dapat menangkap unsur-unsur yang terdapat

dalam suatu karya musik. Melalui mendengarkan, tidak hanya yang memberi

kesenangan pada musik yang sedang diapresiasi, melainkan memperkaya rasa

musikalitas kita. Untuk itu, kegiatan mendengarkan musik sambil membaca notasi

akan menambah pemahaman pada detail-detail musik yang sedang berlangsung.

Aktivitas tersebut akan membantu kita menggubah musik dan semakin baik bila

disertai dengan kemampuan menulis musik. Menulis musik dari hasil karya yang

telah ada merupakan kegiatan penggubahan (aransemen) musik. Karya gubahan

(aransemen) dapat dituangkan dalam bentuk vokal dan atau instrumental. Hasil

karya gubahan tersebut kemudian dilatih, baik secara individual maupun kelompok

untuk dipentaskan.

59

Seni Budaya

Refleksi

Kegiatan mendengarkan, membaca, menulis, menggubah dan mementaskan karya

musik dapat dilakukan oleh setiap orang jika dipelajari secara sungguh-sungguh.

Kegiatan tersebut tidak hanya mengembangkan kepekaan terhadap bunyi yang

indah (estetis) melainkan membangun pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas.

Dalam kehidupan sehari-hari, menikmati keindahan musik dapat menimbulkan

perasaan menyenangkan. Bagi yang memiliki kepekaan bunyi musik yang disertai

dengan pengetahuan serta keterampilan dapat menuangkannya (ekspresi) dalam

bentuk gubahan musik dan mempersembahkannya kepada orang lain untuk

berbagi atas pengalaman hidup pribadi, bermasyarkat, berbangsa, maupun sebagai

ungkapan rasa syukur atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa.